Sabtu, 24 Juli 2021

JUARA 2 KOMPETISI MENULIS OPINI

 Menghadapi Polemik Pendidikan dimasa Pandemi Covid-19

Subtema : Pendidikan

Kondisi Pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, namun hampir seluruh dunia ikut merasakan. Akibat Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dapat menghancurkan kehidupan di seluruh sektor , salah satunya adalah sektor pendidikan. Bakan keterpurukan ekonomi banyak dirasakan oleh mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Lantas bagaimana dengan orang tua/masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi dalam menghadapi masa Pandemi Covid-19 ini. Artinya, akan semakin banyak orang yang akan mengalami kesulitan dalam menempuh pendidikan di masa Pandemi Covid-19. Akan banyak ketimpangan yang dirasakan seperti Putus sekola/Kuliah atau penundaan masa sekolah bagi
mereka yang tidak bisa mendaftarkan anaknya sekolah karena faktor ekonominya. Untuk menghadapi kondisi ini pemerintah membuat aturan dengan pembelajaran daring. Pembelajaran lazimnya berlangsung di ruang kelas dengan jadwal tertentu kini harus melakukan transformasi pembelajaran. Dimana pembelajaran harus dilaksanakan di rumah masing-masing. Mungkin untuk anak SMP, SMA, Mahasiswa masih bisa menyesuaikan. Namun bagaimana dengan anak SD atau TK yang baru memasuki sekolah terpaksa harus merasakan pembelajaran yang tidak menyenangkan. Pembelajaran daring menyenangkan atau tidak saat ini menjadi solusi tunggal untuk tetap dapat melaksanakan pembelajaran. Namun dengan berjalanya pembelajaran daring banyak menuai polemik diberbagai kalangan. Bagi mereka yang kontra terhadap kebijakan ini, beranggapan bahwa proses pembalajaran daring kurang efektif dengan alasan karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam menerima materi pembelajaran, sehingga pemahaman yang peserta didik tangkap kurang maksimal. Bahkan tidak hanya itu, keterbatasan perangkat dan kendala sinyal menjadi sumber permasalahan yang paling utama, yang menghambat proses pembelajaran daring. Terutama bagi mereka yang mendiami kalangan terpencil atau daerah pelosok. Akan tetapi dengan diterapkannya pembelajaran daring beberapa pihak yang setuju terhadap solusi
pembelajaran daring serta memiliki fasilitas perangkat yang sudah lengkap. Mereka
justru merasa diuntungkan karena beranggapan dapat menghemat biaya hidup, seperti biaya transportasi dan konsumsi yang berkurang. Serta pengumpulan tugas dapat dilakukan melalui flatform dan aplikasi, sehingga tidak perlu mengumpulkan tugas secara langsung. Dari berbagai polemik yang terjadi akibat pembelajaran daring, solusi yang sudah diberikan pemerintah, seperti memberikan bantuan alat belajar berupa smartphone atau laptop kepada peserta didik yang memang membutuhkan dan memberi bantuan kuota internet bagi seluruh peserta didik Indonesia. Selain itu pemerintah juga sudah memberikan bantuan beasiswa dan bantuan dana lainnya kepada peserta didik yang kurang mampu dalam hal finansial. Namun bukan hanya pihak pemerintah yang dituntut untuk mengatasi solusi tersebut. Kita juga harus sadar diri untuk sama-sama menemukan solusi. Terutama bagi orang tua yang memiliki peserta didik TK/SD yang baru memasuki dunia pendidikan. Sebaiknya orang tua memberikan perhatian khusus kepada anaknya, seperti mendampingi anak saat melakukan pembelajaran daring, mendidik dan mengajarkan anak untuk belajar membaca dan berhitung, agar anak tidak mengalami ketertinggalan dalam masa pembelajaran. Selain itu untuk peserta didik yang merasa dirinya tinggal di kalangan terpencil atau pelosok, harus dapat menyesuaikan dengan kapasitas jaringan yang ada di daerah tersebut, agar sinyal yang didapat saat proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Selain itu para pengajar juga harus dapat memberikan proses mengajar dengan cara yang menyenangkan, agar para peserta didik tidak merasa bosan, karena pengajar yang baik adalah pengajar yang berhasil membuat anak didiknya merasa senang belajar.

Nama : Faiz Syaula Nugraha
NPM : 118040107
Fakultas/prodi : Ekonomi/Akuntansi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar