BEM FE UGJ – Kamis (22/10) Departemen Eksternal telah menyelenggarakan Kuliah Umum “Set Your Passion Be A Young Entrepreneur” dengan menghadirkan pembicara yang tentunya sangat menarik, yaitu : Linson Parlindungan Sitompul (General Manager Witel Cirebon PT. Telekom Indonesia Persero Tbk), Intan Rike Febriyanti (HR Practitioner & Young Entrepreneur), Fahruli Dwi Yanuar (Manajer Marketing PT. Tulus Asih Group) melalui aplikasi Zoom Meeting. Kuliah Umum tersebut membahas mengenai bagaimana mengenali passion dan memantapkan skill untuk bekal masa depan yang lebih baik dan terus berinovasi agar mampu bersaing dari segala situasi. Supaya menjadi Entrepreneur muda yang mampu bersaing di era generasi milenial sekarang ini.
Dalam materi yang disampaikan oleh pak Linson menjelaskan mengenai Entrepreneurship, sebenarnya apa itu? Entrepreneurship adalah suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui pengamatan atas suatu kesempatan bisnis, dengan melakukan manajemen resiko yang mungkin timbul serta keterampilan untuk berkomunikasi serta memobilisasi sumber daya yang ada terutama sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan sesuatu yang bernilai.
Kuncinya yaitu : Bussines Opportunity ( Peluang bisnis), Creativity (Kreatifitas), Risk Management (Manajemen resiko), Create value (menciptakan nilai), dan Resource Management (Pengelolaan sumber daya).
Sekarang ini dengan teknologi yang semakin maju banyak sekali perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga, jadi kita harus menyesuaikan diri menjadi seorang entrepreneur yang terus berinovasi. Pernah mendengar istilah VUCA? VUCA adalah singkatan dari :
1. Volatility (Kecepatan
perubahan)
Merujuk pada
situasi yang berubah dari satu kondisi ke kondisi lain secara konstan. Dibawah kondisi
tertentu, Volatilitas bisa meledak kapan saja tanpa ada tanda apapun karena
berubah dari kondisi stabil menjadi tak beraturan.
2. Uncertainty (Ketidakpastian
akan masa kini)
Merujuk pada
situasi kurangnya informasi spesifik terkait satu hal. Situasi tidak pasti akan
lebih sulit diantisipasi atau diprediksi jika tidak dijelaskan lebih dulu
dengan gamblang, prediksi secara histori sangat membantu dan pengalaman masa
lalu sudah tidak relevan lagi dan sulit diterapkan disituasi saat ini.
3. Complexity (Banyak
faktor penentu keputusan)
Merujuk pada
sejumlah aspek, umumnya terkait hubungan antar komponen. Kompleksitas sering
terjadi di jajaran manajemen dengan alur kerja yang rumit. Masalah yang kian
menumpuk lebih sulit diselesaikan, dan itu sebabnya pemimpin harus mengambil
sikap tegas jika ada satu masalah kecil yang muncul sebelum berubah kompleks.
4. Ambiguity
(Kurangnya kejelasan dari sebuah persitiwa)
Bisa diartikan
sebagai beberapa atau belum pasti, dan istilah sering dipakai untuk
menggambarkan situasi yang Belum jelas karena terdapat beberpa pilihan. Yang
membuat kian pelik, ambigu bisa diinterpretasikan secara berbeda untuk tiap
individu.
Istilah tersebut merupakan kombinasi alami dari situasi dan kondisi yang buruk, VUCA tak akan membahayakan apabila dihadapai dengan cara yang tepat dan akurat.
Materi yang dibawakan ibu Intan adalah “IDENTIFYING YOUR PERSONALILTY IN AGILE WORLD”, lalu apa itu Agile World? Agile sendiri artinya kelincahan, ketangkasan, gerakan cepat sedangkan Agile World adalah pergerakan perubahan kondisi dunia yang begitu cepat, lincah dan tangkas.
Tips
menghadapi perubahan dunia yang Agile :
1. Memiliki kemampuan
berpikir kritis dan analistis
2. Memliliki keterampilan
problem solving yang baik
3. Memiliki mindset
yang agile dan positif
4. Pastikan kamu
mengenali kelebihan dan kelemahan kepribadianmu
5. Kenali minat
dan bakatmu
6. Memiliki effort
yang keras untuk keluar dari zona nyaman
7. Asah softskill
dan hardskill lebih baik lagi
8. Memiliki tingkat resiliensi yang tinggi (kemampuan menyesuaikan diri dalam situasi yang sulit).
Lalu materi terakhir yang dijelaskan oleh pak Fahruli adalah “Masa Krisis”, seperti yang kita tahu bahwa sekarang ini nasional maupun internasional tengah mengalami masa krisis akibat pandemi corona. Pembelajaran apa yang bisa kita ambil dari masa krisis?
1. Dapat memilih
profesi yang ingin digeluti
2. Dapat memilih
usaha yang ingin dimiliki
3. Belajar membuka
keran rezeki yang lain
4. Belajar mengelola keran rezeki yang kita punya.
Menurut pak Fahruli Bisnis itu yang dimulai bukan yang dipikirkan, jika kita hanya memikirkannya saja tanpa ada action kapan tergapai bisnis itu. Pak Fahruli menyarankan untuk membuat target hidup entah itu 3 bulan, 6 sampai 12 bulan yang akan datang. Kita harus memiliki komitmen diri terhadap target tersebut.
Quotes dari pak Fahruli adalah “Masa krisis adalah guru terbaik”.
Terima kasih
sobat blog, see you....
Berikut
dokumentasi dari acara tersebut,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar